MPertumbuhan tanaman akan terbantu jika menggunakan media tanam. Salah satu media yang banyak orang pilih untuk berbagai jenis tanaman yaitu media tanam anorganik. Lalu, apa itu?
Media tanam ini biasanya menggunakan bahan anorganik atau benda tak hidup yang punya unsur mineral yang tinggi. Bahan dari media tanam ini berasal dari proses pelapukan dari alam. Ada banyak media tanam yang bisa Anda gunakan yang umumnya berasal dari proses pecahan batuan menjadi partikel yang lebih kecil.
Apa saja media tanam anorganik dan apa kelebihan dari setiap media tersebut untuk tumbuhan? Simak penjelasannya berikut.
Jenis Media Tanam Anorganik yang Banyak Dipakai
Berikut adalah beberapa jenis media anorganik untuk mengembangbiakkan tumbuhan. Setiap media tanam ini punya keunikan sendiri sehingga penting untuk mengenalnya masing-masing agar bisa menentukan media tanam yang tepat.
1. Pasir
Jenis yang pertama adalah pasir. Pasir adalah material pecahan dari batuan yang berukuran halus. Pasir juga punya beberapa kandungan mineral sehingga mampu menjadi alternatif dari tanah.
Namun, penting juga memperhatikan jenis pasir yang akan dipilih untuk tanaman. Umumnya, pasir yang dipakai adalah pasir bangunan atau pasir malang. Pasir ini nantinya dipakai untuk penyemaian benih, pertumbuhan tanaman, dan stek batang tanaman.
Keunggulan dari media tanam anorganik ini meningkatkan sistem aerasi dan penyerapan air yang baik. Tak hanya itu, sifat pasir cepat kering sehingga mampu untuk mengangkat dan memintahkan tanaman yang sudah matang ke media tanam lain dengan mudah.
Jadi, ini berbeda dengan tanah, yang sulit mengangkat tumbuhan karena tanahnya tidak kering.
Bahkan, tanah bisa menjadi lumpur yang membuat tanaman menjadi lebih sulit dipindahkan. Meskipun punya kelebihan, pasir juga memiliki kekurangan dalam media tanam. Diantaranya adalah membutuhkan banyak pengairan karena bersifat kering dan perlu pemupukan.
Penggunaan pasir ini akan lebih baik jika dicampur dengan berbagai bahan anorganik lainnya seperti kerikil, batu-batuan, dsb.
2. Kerikil
Media tanam kedua yaitu kerikil yang memiliki sifat yang hampir sama dengan pasir. Bedanya, pasir punya pori makro yang lebih banyak sehingga cocok untuk tanaman hidroponik. Kerikil yang digunakan untuk media tanam juga beragam bahkan ada juga kerikil sintesis.
Kerikil buatan ini beratnya lebih ringan dan biasa digunakan untuk tanaman hidroponik. Kelebihan dari kerikil ini punya rongga udara yang besar sehingga membuat aerasi berjalan dengan baik.
Keunggulan dari media tanam kerikil yaitu punya kemampuan menyerap air yang baik. Selain itu, kerikil mampu menaham kelembaban air dengan baik sehingga drainase untuk tanaman berjalan dengan baik. Kerikil yang banyak rongganya juga mengurangi risiko akar tanaman yang tertekan.
3. Pecahan Batu Bata
Jenis media tanam berikutnya adalah pecahan batu bata. Fungsi dari pecahan batu bata untuk melekatkan akar. Batu bata ini harus dibuat kecil agar daya serap terhadap mineral dan zat hara menjadi lebih baik sehingga akar tanaman dapat mengambil nutrisinya.
Media tanam dari pecahan batu punya beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, pecahan batu bata punya unsur hara yang sangat sedikit sehingga tidak bekerja secara optimal untuk jenis tumbuhan yang membutuhkan perawatan dan nutrisi yang lebih.
Kelemahan kedua yaitu pecahan batu bata memiliki tingkat sterilitas yang belum terjamin. Dari kelemahan tersebut, Anda masih bisa mengakalinya dengan menambahkan pupuk agar nutrisi tanaman tetap terjaga.
Dari kekurangan tersebut, pecahan batu bata tetap menjadi opsi yang bisa dipertimbangkan karena kemampuannya yang tidak mudah lapuk. Jenis tanaman yang cocok memakai media tanam ini adalah anggrek atau jenis tanaman lain yang ada di dasar pot.
4. Gel atau Hidro Gel
Gel atau hidro gel punya kandungan kristal polimer yang digunakan untuk tanaman hidroponik. Media ini tergolong jenis yang mudah dan praktis digunakan. Anda tidak perlu menggantinya dengan media yang baru, menanam, dan memupuknya.
Hal menarik dari media tanam ini yaitu punya warna yang indah dan menarik sehingga jika diletakkan di pot tanaman akan menjadi lebih bagus dan punya nilai estetikanya sendiri. Jadi, ini bisa menjadi desain interior yang lebih asri jika tanamannya diletakkan di ruang tamu atau tempat kerja.
Namun, kelemahan dari gel atau hidro gel ini tidak cocok dipakai oleh tanaman yang punya akar keras. Contoh dari tanaman ini yaitu bonsai atau adenium yang tidak boleh menggunakan media ini.
Penyebabnya karena pertumbuhan akar tanaman mengeras sehingga akan membuat pot bunganya menjadi pecah.
5. Tanah Liat
Sifat dari tanah liat yaitu punya tekstur yang lengket dan kalis. Tanah liat juga punya tesktur halus. Ciri dari tanah liat memiliki pori-pori kecil yang banyak sehingga kemampuan untuk menangkap air sangat besar.
Itulah yang menyebabkan banyak orang menggunakannya. Namun, ada baiknya jika dikombinasikan dengan pasir dan humus. Ketiga campuran ini akan cocok dipakai untuk media tanam seperti cangkok, bonsai, dan penyemaian.
6. Spons
Jenis media tanam yang satu ini terbilang cukup populer karena mudah didapatkan dan bisa dipindah-pindah dengan mudah. Meski spons ini ringan, tetapi setelah disiram dengan air menjadi berat sehingga mampu untuk mengokohkan tanaman.
Spons memiliki daya serap yang tinggi terhadap air dan berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman ini. Media tanam ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa bertahan lama karena porositasnya yang besar.
Spons cocok dijadikan sebagai media tanam bunga hias dan bunga potong.
7. Styrofoam
Media tanam berikutnya adalah Styrofoam atau gabus. Benda ini bisa dijadikan sebagai media tanam. Materialnya terbuat dari kopolimerstyren. Awalnya, bahan ini hanya dijadikan pendukung atau media penyesuaian diri sebelum tanaman ditanam.
Namun, saat ini Styrofoam bisa dijadikan sebagai media tanam dan dikombinasikan dengan media lainnya dengan fungsi meningkatkan porositas tanaman. Untuk tujuan media tanam, maka benda ini harus dihancurkan terlebih dahulu menjadi bola kecil atau seperti biji kedelai.
Penambahan Styrofoam ini akan membantu untuk meringankan. Adapun kekurangan dari media tersebut sering dijadikan sebagai sarang semut.