Pupuk organik adalah jenis pupuk yang dapat terbuat dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, maupun manusia dan mengandung lebih banyak bahan organik dibanding kadar haranya. Sampai saat ini, ada banyak jenis pupuk organik yang memiliki manfaat dan kelebihan berbeda-beda.

Maka dari itu, orang-orang yang hendak menggunakan jenis pupuk ini harus mengetahui perbedaannya dengan baik. Umumnya, pupuk organik terbuat dari sisa tanaman seperti sabut kelapa, serbuk kayu, limbah pasar, pupuk hijau, hingga kotoran hewan.

Dengan bahan dasarnya yang alami, membuat pupuk organik dikatakan lebih baik untuk kesehatan dan pertumbuhan tanaman. Selain itu, pupuk organik juga lebih ramah lingkungan dibanding pupuk kimia. Jadi, tak ada salahnya untuk beralih menggunakan pupuk organik jika memang cocok.

Namun, karena pupuk organik dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda, Anda perlu mengetahuinya secara satu per satu terlebih dahulu. Ingin tahu apa saja jenis pupuk organik yang ada? Berikut kami bagikan daftar lengkapnya!

8 Jenis Pupuk Organik untuk Tanaman

Selain intensitas cahaya, kesuburan tanah, dan kadar air yang cukup, tanaman juga membutuhkan kualitas pupuk yang baik. Sebab, unsur hara yang ada dalam pupuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada suatu tanaman, begitupun juga dengan pupuk organik.

Pupuk organik tersedia dalam 2 jenis kemasan yakni pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Selain itu, ada beberapa jenis pupuk ini juga yang sering digunakan oleh para petani Indonesia, yaitu:

1. Pupuk Hijau

Pupuk Hijau

Bahan dasar dari pembuatan pupuk organik ini adalah hasil sisa panen atau jenis tanaman tertentu yang dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman lainnya. Jadi, bisa dibilang pupuk hijau adalah jenis pupuk yang terbuat dari tanaman hijau dan hal ini bisa dilihat langsung dari namanya.

Sebenarnya, pupuk hijau bisa terbuat dari segala jenis tanaman hijau, tapi tanaman kacang-kacangan adalah yang paling sering digunakan. Hal ini terjadi karena tanaman kacang-kacangan mengandung nitrogen yang lebih tinggi dan mudah terurai.

Dengan kandungan nitrogennya yang tinggi tersebut, membuat pupuk hijau yang terbuat dari kacang-kacangan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah. Dengan begitu, tumbuhan yang ditanam bisa lebih subur dan sehat.

2. Pupuk Hayati

Pupuk Hayati

Salah satu jenis pupuk organik ini juga sering disebut dengan nama pupuk mikrobiologis. Pasalnya, cara kerja pupuk ini adalah dengan memanfaatkan organisme hidup. Jika dibandingkan dengan jenis pupuk lainnya, maka pupuk hayati tidak bisa dianggap sebagai pupuk biasa.

Nantinya, pupuk ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan sangat baik serta memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tanah. Meski sebenarnya pupuk hayati tidak menggunakan elemen pembentuk organik, tapi hal ini tidak membuatnya tidak bisa dikategorikan sebagai pupuk organik.

Selain dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tanah, jenis pupuk ini juga mampu memangkas pertumbuhan parasit yang ada pada suatu tanaman.

Baca Juga: Cara Menanam Melon Dari Biji Dengan Media Tanam Pot

3. Pupuk Serasah

"</a

Pupuk serasah tidak terlalu dikenal oleh publik, karena sebagian besar orang tidak tahu bahwa jenis pupuk ini juga termasuk pupuk organik. Jenis pupuk organik satu ini terbuat dari limbah organik nabati atau komponen tanaman yang sudah tidak dipakai.

Beberapa jenis limbah organik nabati yang dapat digunakan dalam proses pembuatan pupuk ini adalah sabut kelapa, rumput, dan jerami. Sebagian orang menganggap pupuk ini mampu menyuburkan tanah agar tanaman bisa tumbuh secara lebih cepat dan subur.

Namun, nyatanya manfaat dari pupuk ini tidak hanya itu saja. Pupuk serasah juga mampu menjaga kelembapan serta tekstur tanah, sehingga tanaman bisa lebih mudah melawan segala jenis hama dan penyakit.

4. Pupuk Guano

Pupuk Guano

Masih ada beberapa orang yang belum tahu tentang jenis pupuk yang satu ini. Ya, pupuk guano termasuk pupuk organik karena terbuat dari kotoran kelelawar atau guano. Manfaat paling utama dari pupuk ini adalah untuk melindungi tanaman dari serangan hama maupun jenis penyakit lainnya.

Selain itu, pupuk guano juga masih memiliki berbagai manfaat lainnya yang tidak kalah menguntungkan. Biasanya, proses pembuatan pupuk guano tergolong cukup lama, karena Anda harus mencari kotoran kelelawar terlebih dahulu di sebuah gua yang sudah bercampur dengan tanah.

5. Pupuk Kandang

Pupuk Kandang

Jenis pupuk organik yang satu ini lebih sering digunakan pada jenis tanaman yang hasil panennya berasal dari buah-buahan atau biji-bijian, sebut saja seperti kacang-kacangan dan mentimun. Pupuk kandang sering digunakan oleh beberapa petani di Indonesia karena memiliki banyak manfaat.

Pupuk ini terbuat dari kotoran hewan dan membuatnya lebih murah serta mudah didapatkan. Mulai dari kotoran kerbau, sapi, ayam, kambing, hingga domba bisa menjadi sumber bahan utama dari jenis pupuk satu ini. Pupuk kandang mengandung berbagai unsur hara yang baik untuk tanaman.

Dengan banyaknya unsur hara yang terkandung di dalam pupuk ini, membuat pupuk kandang mampu menyuburkan tanah dan melancarkan fotosintesis tanaman. Nantinya, pupuk kandang bisa dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan proses penguraian serta suhunya, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin.

6. Kompos

Kompos

Jika dibandingkan dengan jenis-jenis yang sebelumnya, maka kompos adalah yang paling terdengar familiar bagi sebagian orang. Kompos terbuat dari pelapukan bahan organik dengan mengandalkan bantuan organisme pengurai yang ada.

Ada 2 jenis sistem yang bisa dilakukan untuk membuat kompos, yaitu sistem aerob dan sistem anaerob. Beberapa jenis kompos yang sering digunakan oleh petani Indonesia adalah pupuk organik tablet, bokashi, dan vermikompos.

Jenis pupuk ini memiliki salah satu kelebihan yakni dapat membuat tanah lebih gembur dan memperkuat unsur hara yang ada dalam tanah berpasir. Dengan kelebihan yang dimilikinya tersebut, membuat pupuk kompos sering direkomendasikan oleh beberapa orang yang gemar berkebun.

7. Humus

Humus

Selain dedaunan dan ranting dari tanaman yang sudah busuk, proses pembuatan pupuk humus juga membutuhkan bahan-bahan lainnya seperti limbah peternakan, limbah pertanian, limbah kayu, hingga limbah makanan. Perpaduan bahan ini dapat menguatkan unsur hara yang ada dalam tanah.

Bahkan, humus juga dipercaya mampu mencegah terjadinya erosi yang membahayakan tanaman, meningkatkan kadar air tanah, dan mempercepat proses penghancuran senyawa beracun dalam tanah. Jadi, tidak mengherankan jika humus juga termasuk salah satu pupuk organik yang patut dicoba.

8. Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair

Jika jenis-jenis pupuk sebelumnya bisa dikategorikan sebagai pupuk organik padat, untuk pupuk organik cair akan berbeda lagi. Sesuai dengan namanya, pupuk organik cair memiliki tekstur yang cair dan terbuat dari larutan pembusukan bahan organik.

Ada berbagai jenis manfaat yang dapat diberikan oleh jenis pupuk ini, seperti menyediakan nutrisi tanaman secara lebih cepat dan membuat tanah lebih gembur. Hal ini bisa terjadi karena pupuk organik cair dilengkapi dengan bahan pengikat yang membuatnya dapat diterima oleh tanaman secara cepat.

Kesimpulan

Jenis untuk pupuk organik terdiri dari pupuk hijau, pupuk hayati, pupuk guano, pupuk serasah, pupuk kandang, humus, kompos, serta pupuk organik cair.

Setiap jenis pupuk organik ini memiliki manfaat dan kelebihannya masing-masing. Jika Anda hendak menggunakan salah satu jenis pupuk yang ada di atas, pastikan pupuk tersebut cocok dengan jenis tumbuhan yang akan ditanam.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.