Untuk mendapatkan panen cabai yang melimpah, tentunya kamu harus merawat dan mencegah berbagai hama tanaman cabai yang dapat menyerang tanaman tersebut. Hama yang umum menyerang tanaman dan buah cabai adalah thrips, kutu daun, kutu daun persik, tungau, lalat putih, lalat buah, serta ulat grayak.

Namun bukan hanya itu saja, karena masih banyak lagi hama lainnya yang bisa menyerang tanaman ini. Lalu apa saja hama-hama itu? Yuk, simak ulasan di bawah ini, karena disini kami juga akan menjelaskan beserta penyakit yang bisa menyerang tanaman ini.

Mengenal Berbagai Jenis Hama Tanaman Cabai

Hama tanaman cabai harus kamu waspadai, apalagi jika kamu menanamnya di rumah. Penanganan sebaiknya segera di lakukan agar tanaman cabai tidak rusak atau mati. Dilansir dari beberapa situs terpercaya, ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai, seperti:

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Hama tanaman cabai ulat tanah biasanya menyerang tanaman cabai yang baru di cangkok, dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh, bahkan patah. Pencegahan dapat kamu lakukan yaitu menyemprotkan insektisida Turex WP konsentrasi 0,25 hingga 0,5 gram per liter secara bergantian.

Dengan insektisida Direct 25ec konsentrasi 0,4 cc per liter. Kamu juga dapat menggunakan insektisida Raydok 28ec konsentrasi 0,25-0,5 cc per liter sehari sebelum tanam.

Ulat Grayak

Hama ulat grayak pada tanaman cabai biasanya menyerang daun, buah dan tanaman kecil. Untuk tindakan pengendalian, di sarankan untuk melakukan penyemprotan insektisida pada sore atau malam hari. Gunakan insektisida hayati TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.

Baca Juga : 15 Jenis Hama Tanaman Kedelai yang Harus Di Basmi Para Petani

Lalat Buah

Gejala awal tanaman cabai terserang hama lalat buah adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning. Dan bila di belah, biji cabai berubah warna menjadi hitam kecoklatan lalu akhirnya buahnya rontok. Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap sexferomon atau menyemprotkan insektisida Winder 100EC konsentrasi 0,5 hingga 1 cc per liter.

Ganti dengan insektisida Promectin 18ec konsentrasi 0,25-0,5 cc per liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp konsentrasi 0,3 hingga 0,6 gram per liter.

 

Gangsir

Hama ini biasanya menyerang tanaman cabai muda yang baru saja di pindahkan. Penyerangan hama terjadi pada malam hari, sedangkan siang hari hama bersembunyi pada permukaan tanah. Gangsir membuat lubang pada tanah sedalam 90 cm. Hama Gangsir memusnahkan cabai dengan cara memotong pangkal batangnya namun tidak memakannya.

Tungau

Tungau atau mite menyerang tanaman cabai hingga daun menjadi merah, menggulung, menebal, dan akhirnya rontok. Untuk pengendalian serta pencegahan, semprot acaricide Samite 135EC konsentrasi 0,25 hingga 0,5 ml per liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18ec konsentrasi 0,25 hingga 0,5 cc per liter.

Nematoda

Nematoda merupakan hama tanaman yang menyerang daerah perakaran cabai. Jika tanaman terserang hama, maka transportasi makanan akan terganggu dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Selain itu, kerusakan yang di sebabkan oleh nematoda.

Dapat memudahkan masuknya bakteri dan menyebabkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabai tahan nematoda serta pergiliran tanaman. Jika lahan yang akan di tanami berada pada daerah endemis, nematisida dapat kamu berikan bersamaan dengan pupuk.

Thrips ( Thrips Parvispinus Karny)

Hama tanaman cabai ini menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun muda). Serangan hama tersebut di tandai dengan adanya bercak perak. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, menggulung atau berkerut dan akhirnya mati.

Serangan hama yang parah menyebabkan daun, pucuk atau kuncup menggulung ke dalam serta timbul benjolan seperti tumor. Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan ujung tanaman mati.

Hama tanaman cabai ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Pada musim kemarau perkembangan hama ini sangat cepat sehingga populasinya lebih banyak, sedangkan pada musim hujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat terkena air hujan.

Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utamanya adalah cabai, bawang merah, bawang merah, bawang bombay jenis lain dan tomat, sedangkan tanaman inang lainnya adalah tembakau, kopi, ubi jalar, labu kuning, bayam, kentang, kapas, tanaman Crusiferae, Crotalaria serta keluarga kacang polong.

Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai

Selain hama tanaman cabai, ada juga penyakit yang dapat menyerang tanaman cabai. Penyakit ini terjadi karena faktor tertentu dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda pada setiap penyakitnya. Berikut ini rincian lengkapnya:

Anthracnose Buah

Gejala awalnya adalah kulit cabai tampak mengkilat. Kemudian muncul bintik-bintik hitam yang kemudian menyebar dan akhirnya membusuk. Untuk pengendalian hamanya, semprotkan fungisida Kocide 54 WDG konsentrasi 1 hingga 2 gram per liter air, bergantian dengan fungisida Victory 80wp konsentrasi 1 hingga 2 gram per liter air.

Penyakit Busuk Phytopthora

Gejala penyakit ini adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak berwarna coklat kehitaman dan menjadi busuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabai pada daun, batang serta buah. Pengendaliannya yaitu menyemprotkan fungisida Kocide 77 wp dosis 1,5 hingga 3 kg per hektar.

Ini bisa di berikan secara bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 hingga 4 gram per liter dicampur fungisida sistemik Starmyl 25 wp dosis 0,8 hingga 1 gram per liter.

Baca Juga : Hama Tanaman Terong Dan Rekomendasi Pestisida Terbaiknya

Rebah Semai atau Dumping Off

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat berada di persemaian. Penyebab penyakit ini adalah jamur Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan, benih dapat kamu beri Saromyl 35SD dan di semprot dengan fungisida sistemik Starmyl 25WP pada saat tanam serta pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 hingga 1 gram per liter.

Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri

Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabai biasanya terjadi pada fase generatif. Untuk mencegahnya, di sarankan untuk menaburkan Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram per liter untuk setiap lima tanaman. Mulailah saat tanaman akan berbunga dengan interval 10 hingga 14 hari.

Penyakit Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak cincin, berwarna putih di bagian tengah dan coklat kehitaman pada bagian pinggir. Pencegahan dapat di lakukan dengan menyemprotkan fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 hingga 3 gram per liter secara bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 hingga 4 gram per liter selang waktu 7 hari.

Penyakit Virus Mozaik

Saat ini belum ada pestisida yang dapat mengendalikan penyakit virus mozaik ini. Sebagai upaya pencegahan, kamu bisa mengendalikan hewan pembawa virus ini yaitu kutu daun.

Patek Antraknosa

Penyakit ini terjadi karena jamur Colletotrichum capsici. Patek antaknosa biasa menyerang tanaman cabai ada dua jenis, yaitu busuk cabang dan busuk pucuk. Busuk cabang pada tanaman cabai di sebabkan oleh jamur Phytophthora capsiti.

Penyakit ini terjadi pada musim hujan dan menyebar dengan cepat. Sedangkan busuk tunas di sebabkan oleh jamur Chanosearum sp serta gejalanya tunas tanaman menjadi hitam lalu akhirnya mati. Penyakit patek antaknosa merupakan salah satu penyakit yang terjadi pada tanaman cabai dan cukup sulit di kendalikan.

Kesimpulan

Serangan penyakit tertentu yang di sebabkan oleh jamur dan bakteri akan meningkat pada musim hujan. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan penyemprotan fungisida setiap minggu sesuai dosis yang dibutuhkan untuk mencegah serangan hama pada tanaman cabai.

Setelah dirawat secara teratur, tanaman cabai akan dapat di panen buahnya saat sudah matang, yaitu 75 hingga 85 hari setelah tanam. Pada usia ini biasanya variasi warna cabai sudah mencapai pertumbuhan optimalnya. Demikianlah penjelasan dari kami menganai hama tanaman cabai dan penyakit yang menyerangnya. Semoga bermanfaat!

Bagikan: