Budidaya kembang kol secara organik kini dapat dilakukan oleh siapapun dengan berbagai cara yang bisa dipraktekkan sendiri di rumah. Kol bunga putih yang memiliki nama latin Brassica oleracea adalah tanaman sayur jenis Brassicaceae yang termasuk tumbuhan berbatang lunak.
Jenis ini merupakan jenis kol dengan bunga putih kecil. Kembang kol memiliki bentuk seperti brokoli namun memiliki kepala bunga yang banyak, teratur, dan padat. Tumbuhan kembang kol berasal dari Mediterania Timur Laut. Kuat dugaan, kembang kol masuk ke Indonesia pada abad XIX.
Kembang kol dapat dibudidayakan dengan tahap-tahap yang mudah. Namun, ada berbagai tahapan dan proses yang harus dilakukan, mulai dari persiapan hingga proses panen. Tahapan ini harus diperhatikan dengan baik karena berhubungan dengan hasil panen yang akan didapatkan.
Lalu, bagaimana cara membudidayakan kembang kol? Simak tahapan dan caranya berikut ini!
Baca juga:
- Cara Mengusir Semut Pada Tanaman Ampuh Tanpa Kesusahan
- 5 Tahapan Cara Menanam Apel dari Biji Agar Tidak Gagal Panen
Tata Cara Budidaya Kembang Kol
Untuk membudidayakan kembang kol dibutuhkan berbagai persiapan mulai dari mempersiapkan bibit, lahan, hingga penanaman. Di Indonesia, kembang kol sudah banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Ini dia berbagai tahapan untuk membudidayakan kembang kol!
1. Pemilihan Lahan
Untuk membudidayakan kembang kol diperlukan pemilihan lahan yang tepat. Agar dapat tumbuh dengan baik, lahan harus berada di daerah dengan temperatur minimal 18 derajat celcius dan maksimal 24 derajat celcius. Kelembaban yang baik untuk tanaman ini adalah 80 hingga 90 persen.
Namun, terdapat beberapa varietas kembang kol yang memungkinkan untuk ditanam di dataran rendah dan dataran menengah. Tidak hanya itu, kembang kol juga memerlukan lahan yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik untuk melakukan pemupukan.
2. Persiapan Benih
Cara budidaya kembang kol yang pertama adalah mempersiapkan benih. Cara ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya tunas benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Terdapat beberapa tahap untuk mempersiapkan benih kembang kol.
- Tahap pertama, benih harus disterilisasi dengan direndam dalam larutan fungisida sesuai dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas bersuhu 55 derajat celcius selama 15 hingga 30 menit.
- Tahap kedua, benih harus diseleksi untuk mendapatkan benih yang baik. Caranya, benih cukup direndam dalam air. Benih yang baik akan tenggelam sedangkan benih yang kurang baik akan mengapung di permukaan air.
- Tahap ketiga, adalah perendaman benih selama kurang lebih 12 jam atau sampai benih terlihat pecah. Tahapan ini dilakukan agar benih dapat cepat mengeluarkan kecambah sebelum akhirnya disemai dan dipindahkan ke lahan tanam.
3. Persemaian Benih
Setelah benih siap untuk disemai, tahap persemaian dalam budidaya kembang kol dapat mulai dilakukan. Proses persemaian dapat menggunakan polybag berukuran kecil yakni 7×10 cm. Untuk media persemaian dapat menggunakan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 banding 1.
Namun, media harus disterilkan dahulu sebelum digunakan. Caranya adalah dengan mengukus media semai selama 30 hingga 60 menit. Selama persemaian, kembang kol juga harus disiram dua kali sehari dan membuka naungan persemaian setiap pagi dan sore.
Persemaian benih juga harus disiangi dan diberikan larutan pupuk urea dengan konsentrasi sekitar 0,5 gr per liter. Jangan lupa untuk menyemprotkan pestisida setengah dari dosis yang dianjurkan selama proses persemaian benih kembang kol.
4. Persiapan Lahan
Kembang kol dapat tumbuh dengan baik di tanah lempung, namun tanaman ini juga cocok untuk ditanam pada tanah berpasir atau tanah liat berpasir. Cara untuk mempersiapkan lahan tanam adalah dengan membuat bedengan berukuran 80 hingga 100 cm dan ketinggian 35 cm.
Antar bedengan juga perlu dibuat berjarak yakni sekitar 40 cm. Akan tetapi sebelum membuat bedengan, lahan perlu dibersihkan terlebih dahulu dari tumbuhan liar. pH tanah juga perlu diperhatikan, jika pH kurang dari 5,5 maka perlu dilakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit atau kalsit.
Selama pembuatan bedengan perlu pula dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang. Pemupukan perlu dilakukan dengan pupuk ZA Urea, SP-36, dan KCL dengan dosis kurang lebih 250 kg untuk setiap pupuk dan dilakukan dengan cara menyebar pupuk secara merata pada bedengan.
5. Penanaman
Setelah proses persiapan lahan, cara budidaya kembang kol secara organik selanjutnya adalah proses penanaman. Pada proses ini, bibit kembang kol yang sudah disemai dapat ditanam baik pada pagi maupun sore hari.
Bibit yang baik memiliki 4 helai daun dan telah berumur 1 bulan. Namun untuk penanaman bibit, bergantung pada varietas atau jenis kembang kol yang ditanam. Tidak hanya itu, penanaman harus dilakukan dengan hati-hati agar akar dan daun bibit tidak mudah rusak.
Untuk jenis yang memiliki tajuk lebar, gunakan jarak tanam 50×50 cm. Sedangkan untuk kembang kol dengan tajuk tegak gunakan jarak tanam 45×65 cm. Setiap satu bibit, ditanamkan pada satu lubang tanam dan harus disiram hingga tanah benar-benar basah.
6. Pemeliharaan
Apabila benih kembang kol sudah ditanam, terdapat beberapa tahap pemeliharaan yang bisa dilakukan. Proses pemeliharaan ini dimulai dari proses penyulaman hingga proses pengendalian hama dan penyakit. Berikut adalah tahap-tahap yang perlu diperhatikan:
Penyulaman dan Penyiangan
Pada proses penyulaman, tanaman kembang kol yang sudah berumur 2 minggu dan memiliki indikasi tidak sehat atau mati dapat segera diganti dengan tanaman baru. Proses ini juga dilanjutkan dengan proses penyiangan yang harus berhenti pada akhir masa vegetatif.
Perempelan
Proses kedua adalah proses perempelan. Proses ini merupakan perawatan yang bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini berpengaruh pada kualitas dan ukuran massa bunga. Tidak hanya itu, bunga dapat terbentuk dengan maksimal.
Apabila bunga kol sudah berbentuk sempurna, perlu diberikan naungan. Fungsinya agar bunga kol tetap berwarna putih. Cara menaungi bunga kol dari sinar matahari adalah dengan mengikat daun-daun tua pada kembang kol.
Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan 3 kali. Pertama, berikan pupuk pada saat kembang kol berusia 7 hingga 10 hari setelah penanaman. Kedua, lakukan pemupukan saat umur 20 hari. Pemupukan ketiga dilakukan saat usia kembang kol mencapai 30 hingga 35 hari.
Pengendalian Hama
Untuk pengendalian hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanaman. Dapat pula menggunakan pestisida biologis atau kimiawi jika sudah cukup parah. Hama yang biasanya menyerang kembang kol adalah kutu daun, ulat jengkal, dan ulat grayak.
7. Pemanenan
Tahap pemanenan kembang kol dilakukan pada usia 50 hingga 100 hari setelah masa tanam. Namun hal ini juga bergantung pada jenis dan varietas yang ditanam. Sebaiknya, panen dilakukan pada pagi dan sore hari. Setelah dipanen, kembang kol dapat disortir dan disimpan dengan baik.
Kesimpulan
Berbagai tata cara budidaya kembang kol ini dapat dilakukan sendiri. Untuk menghasilkan kembang kol yang berwarna putih dan berkualitas baik, jangan lupa untuk menaungi bunganya dengan daun tua dan menyiram serta merawat kembang kol. Terapkan langkah-langkah secara benar agar hasilnya berkualitas.