Budidaya pare dalam polybag kini sudah menjadi hal yang biasa, apalagi banyak tanaman yang bisa ditanam dalam polybag. Selain lebih menghemat tempat, penggunaan polybag juga mempermudah untuk memindahkan tanaman ke tempat lain.
Tanaman pare merupakan tumbuhan sayur yang merambat dengan buah yang panjang dan runcing di bagian ujungnya. Permukaan buah pare umumnya bergerigi sehingga menjadi keunikan dari buahnya. Buah pare inilah yang biasanya diolah menjadi keripik, tumis, atau berbagai hidangan lainnya.
Karakteristik lain dari buah pare adalah rasanya yang pahit dan teksturnya yang kenyal setelah dimasak. Selain diolah sebagai sayur, buah pare juga kerap digunakan untuk pengobatan. Bahkan, daun pare juga kerap difungsikan sebagai obat herbal.
Meskipun memiliki rasa yang pahit namun karena manfaatnya yang banyak, pare banyak disukai dan dikonsumsi. Bahkan, tidak sedikit yang membudidayakan tanaman pare secara mandiri. Kemudian bagaimana cara menanam atau budidaya pare dalam polybag? Temukan jawabannya berikut ini!
Baca juga:
- 5 Cara Budidaya Tanaman Hias yang Benar, Dijamin Cantik!
- Panduan Budidaya Tanaman Hias dengan Benar untuk Pemula
Cara Budidaya Pare dalam Polybag
Tanaman pare yang memiliki nama latin Momordica charantia ini biasa tumbuh di daerah tropis dan dataran rendah. Selain itu pohon pare juga tidak memerlukan banyak cahaya matahari sehingga dapat tumbuh di tempat-tempat yang sejuk. Berikut beberapa cara menanam pare dalam polybag:
1. Persiapan Bibit
Langkah pertama untuk proses penanaman pare adalah mempersiapkan bibit atau benih pare. Bibit pare dapat dibeli di toko pertanian. Namun, bibit pare juga bisa dibuat sendiri dengan menggunakan biji dari buah pare. Buah yang digunakan haruslah buah yang matang dan bijinya berwarna kemerahan.
Cara untuk membuat bibit dari biji pare sendiri terbilang mudah. Cukup ambil biji dari buah pare yang sudah matang. Namun sebelum biji pare dapat ditanam, perlu dilakukan persemaian terlebih dahulu. Gunanya agar tanaman pare dapat tumbuh maksimal dan membuat tanaman mudah beradaptasi.
2. Persiapan Media Tanam
Selain mempersiapkan bibit, perlu pula mempersiapkan media tanam sebagai tempat untuk menanam tanaman pare. Media tanam ini terdiri dari campuran tanah dan pupuk kompos. Perbandingan dari campuran ini adalah 3 banding 1.
Media tanam yang sudah tercampur rata kemudian dimasukkan ke dalam tempat tanam atau polybag yang sudah disediakan. Gunakan polybag berukuran sedang dan jangan menggunakan polybag yang terlalu kecil.
3. Penyemaian
Sebelum mulai budidaya pare dalam polybag, biji yang sudah dipersiapkan untuk menjadi benih perlu disemai terlebih dahulu. Media semai yang digunakan adalah tanah yang diayak dan dicampur rata dengan pupuk kandang. Perbandingan untuk campuran ini adalah 1 banding 1.
Media semai yang sudah disiapkan kemudian dimasukkan dalam tempat persemaian dan taburkan sedikit garam inggris. Lalu campurkan garam dan media semai bagian atas hingga merata. Garam yang ditaburkan tidak boleh terlalu banyak agar bakal bibit pare tidak busuk ketika disemai.
Jika media semai sudah siap, taburkan biji pare pada media semai kemudian timbun biji pare tersebut dengan media semai sesuai kebutuhan. Siram persemaian dengan air hingga lembab namun jangan terlalu basah karena dapat membuat bibit menjadi busuk.
Persemaian harus diletakkan pada tempat yang teduh dan terhindar dari hujan maupun sinar matahari. Bibit akan mulai bertumbuh dalam 5 hingga 7 hari. Setelah benih tumbuh, letakkan tempat persemaian di bawah sinar matahari pagi dan sirami ketika media tanam terlihat mengering.
4. Penanaman
Bibit tanaman pare yang sudah berusia 2 hingga 3 minggu setelah persemaian atau sudah memiliki 4 daun bisa dipindahkan ke polybag. Dengan demikian, budidaya pare dalam polybag tahap penanaman pare bisa mulai dilakukan. Caranya, pindahkan bibit pare ke dalam polybag yang sudah berisi media tanam.
Setelah bibit dipindahkan, timbun lagi dengan media tanam hingga bibit bisa berdiri dengan kokoh dan tegak. Setiap satu polybag dapat digunakan untuk menanam satu bibit pare. Kemudian sirami tanaman pare hingga media tanam menjadi lembab.
5. Perawatan
Agar tanaman pare dapat bertumbuh dengan optimal, budidaya pare untuk bagian perawatan yang dilakukan juga harus maksimal.
Perawatan tanaman pare sendiri terdiri dari proses pemasangan ajir, penyiraman, dan pemupukan. Proses pembuatan ajir diperlukan karena pare termasuk dalam kelompok tanaman rambat.
Ajir atau para-para merupakan sarana untuk merambatkan batang pare sehingga mempermudah proses pemanenan. Hal ini dikarenakan buah yang tumbuh akan menggantung di para-para. Ajir atau para-para ini harus dibuat segera setelah proses penanaman selesai.
Setelah proses penanaman dan pemasangan para-para selesai, perawatan berikutnya yang harus dilakukan adalah penyiraman dan pemupukan. Namun, penyiraman pare baru bisa dilakukan setelah satu minggu setelah proses penanaman.
Setelah itu, penyiraman perlu dilakukan secara rutin setiap hari terutama pada pagi dan sore hari agar media tanam tetap lembab. Untuk proses pemupukan, pupuk yang baik digunakan untuk tanaman pare adalah pupuk kandang.
Agar budidaya pare dalam polybag lebih maksimal, semprotkan larutan garam inggris ke seluruh bagian tanaman pare. Penyemprotan perlu dilakukan setiap 5 hari sekali. Fungsinya adalah untuk menyuburkan, melebatkan buah pare, dan menghindarkan pare dari serangan hama.
6. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Agar budidaya pare dalam polybag berhasil, perlu pula dilakukan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman pare. Umumnya, tanaman pare rawan terkena hama saat sudah mulai berbuah. Hama yang biasanya menyerang pare adalah hama lembing dan lalat buah.
Untuk mengendalikan kedua hama ini, perlu disemprotkan insektisida sesuai dosis dan anjuran penggunaan. Selain itu, pengendalian hama lalat buah bisa dilakukan dengan cara membungkus buah muda sedangkan untuk hama lembing bisa dengan cara menangkap dan membunuh larva lembing.
Penyakit yang biasa dialami tanaman pare adalah penyakit embun bulu. Ciri-cirinya akan memberikan gejala seperti bercak kuning pada daun bagian bawah dan bulu-bulu berwarna ungu pada bagian bawah. Penyakit ini muncul akibat lahan yang terlalu lembab dan bisa diatasi dengan fungisida.
7. Panen
Jika buah pare sudah tumbuh besar dan panjang namun belum terlalu matang, maka buah tersebut sudah bisa dipanen. Terutama buah pare yang masih berwarna hijau. Selain itu, pare yang belum terlalu matang memiliki tekstur yang lebih renyah.
Pemanenan pare bisa dilakukan sejak usia 55 hari dan dapat dipanen berulang kali hingga 3 bulan setelah panen pertama. Tanaman pare akan mulai berbuah sejak usia 3 bulan setelah proses penanaman. Dalam sekali panen, tanaman pare dapat berbuah hingga 12 buah untuk setiap tanaman.
Hasil panen buah pare dapat disimpan hingga 3 hari jika disimpan dalam suhu ruangan. Maka dari itu, buah pare yang sudah dipanen dapat segera diolah menjadi berbagai masakan sayur, tumis, keripik pare, atau olahan lainnya.
Kesimpulan
Cara budidaya pare dalam polybag rupanya cukup mudah sehingga bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Bagi penikmat pare, budidaya ini menjadi hal yang menarik. Lakukan mulai dari persiapan bibit secara baik agar pemanenan juga bisa didapatkan dengan maksimal.