Sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dijadikan bahan makanan lezat dan bernutrisi. Sebenarnya, Sahabat bisa membeli sawi dengan mudah di pasar atau tukang sayur keliling tapi cara menanam bibit sawi membuat Sahabat bisa memanen sawi sendiri.
Tidak perlu lahan luas untuk menanam sawi karena Sahabat bisa memanfaatkan wadah yang kecil, seperti pot atau polybag. Penggunaan kedua wadah ini menjadi solusi untuk berkebun di rumah yang sempit karena tidak membutuhkan lahan yang luas.
Sahabat bisa memanfaatkan ruang yang ada, seperti di teras atau halaman belakang untuk menanam sawi sendiri. Jadi, Sahabat tinggal menunggu masa panen dan memanfaatkannya sebagai bahan masakan yang sehat untuk keluarga.
Memang bagaimana cara menanam bibit sawi di polybag atau pot dengan benar? Jawabannya ada di ulasan berikut ini.
Baca juga:
Cara Menanam Bibit Sawi di Polybag atau Pot
Untuk menanam sawi yang berkualitas, tentu ada beberapa cara yang perlu dipraktikkan. Berikut ini beberapa cara yang perlu dipahami oleh siapa saja yang ingin coba menanam sawi:
1. Pemilihan Bibit Sawi
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menanam adalah mempersiapkan bibit sawi unggul agar memberikan hasil berkualitas. Pemilihan bibit ini memiliki peran penting jika Sahabat ingin mendapatkan hasil panen yang bagus.
Ada beberapa ciri-ciri yang memperlihatkan bibit sawi unggul, seperti:
- Tekstur agak keras
- Biji berbentuk bulat dan berukuran kecil
- Permukaan luar mengkilap dan licin
- Kulit dan bibir berwarna cokelat
- Bibit unggul tidak akan tenggelam saat direndam.
Sahabat harus memperhatikan ciri-ciri di atas jika membeli bibit sawi di toko atau penjual bibit tanaman. Selain itu, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit unggul sawi, yakni dengan mengambilnya langsung dari tanaman asli minimal berusia 70 hari.
2. Persiapan Media Tanam
Langkah berikutnya adalah mempersiapkan media tanam agar tumbuh kembang tanaman sawi bisa lebih maksimal. Meski Sahabat ingin menggunakan polybag atau pot, tetap saja perlu dilakukan pengolahan lahan sebelum memulai proses penanaman.
Campurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 lalu masukkan ke dalam polybag atau pot. Kapur pertanian seperti dolomit atau kapur kalsit juga bisa ditambahkan jika tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi, tapi diamkan selama 2 minggu terlebih dulu.
3. Persemaian Bibit Sawi
Persemaian bibit menjadi langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam cara menanam bibit sawi. Biji sawi yang sudah dipersiapkan sebelumnya bisa Sahabat masukkan ke dalam 1 polybag atau pot yang telah terisi media tanam.
Lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari secara rutin pada awal penanaman untuk memenuhi kebutuhan mineral dari bibit sawi. Setelah bibit sawi berusia 3-4 minggu, Sahabat bisa memindahkan tanaman tersebut ke lahan yang lebih leluasa.
4. Penanaman Bibit Sawi
Jika sudah mengikuti langkah persemaian, maka Sahabat bisa melanjutkan langkah berikutnya, yakni penanaman bibit sawi. Lakukan pemindahan atau pencabutan bibit sawi dengan berhati-hati agar tidak merusak tanaman sawi beserta akarnya.
Buat lubang pada polybag yang lebih besar lalu mulailah menanam sawi yang sudah tumbuh. Pastikan Sahabat menanam sawi 3-5 benih ke dalam satu polybag agar tidak terlalu banyak kemudian lakukan penyiraman dan pemberian pupuk secara rutin sesuai kebutuhan.
Penyiraman bisa dilakukan pada pagi dan sore hari, sedangkan pemberian pupuk organik bisa dilakukan sebanyak satu kali dalam seminggu. Lakukan perawatan tanaman sawi selama 2 bulan hingga akhirnya bisa dipanen.
5. Proses Panen
Menanam sawi dengan mudah bisa Sahabat lakukan jika mengikuti langkah di atas. Apabila semua langkah dilakukan dengan baik, maka Sahabat bisa memanen sawi setelah 2 bulan tapi pastikan cara panen juga harus benar, yakni mencabut semua bagian tanaman.
Selain itu, Sahabat juga bisa memotong batang sawi bagian atas atau memetik daunnya saja, tapi lakukan dengan hati-hati. Jika Sahabat hanya mengambil bagian daunnya saja, maka batang tersebut masih bisa tumbuh lagi meskipun dalam waktu lebih lama.
Cara Mencegah Penyakit pada Tanaman Sawi
1. Pengendalian Hama
Hama dapat menyerang daun sawi hingga rusak, seperti ulat yang sering makan daun sawi hingga berlubang dan rusak. Bagian akar tanaman sawi juga menjadi kering sehingga menghambat pertumbuhan sawi.
Solusi yang bisa dilakukan adalah mengambil ulat daun tersebut, mengumpulkannya, dan membakar ulat atau bisa juga dilakukan dengan menyemprot cairan insektisida. Pilih jenis insektisida sesuai dengan hama yang menyerang tanaman sawi tersebut.
2. Pengendalian Penyakit
Bukan hanya hama, ada juga beberapa penyakit yang bisa menyerang tanaman sawi sehingga tidak bisa memberikan hasil berkualitas. Sawi yang terkena penyakit biasanya akan menampilkan gejala seperti daun berwarna kuning, berlendir dan membusuk.
Solusi yang bisa dilakukan adalah melakukan penyemprotan fungisida atau cara sanitasi menggunakan topsin, bion atau kocide, tergantung kebutuhan. Penyemprotan fungisida dithane bisa dilakukan untuk mengendalikan penyakit busuk alternaria pada akar kering.
Cara Merawat Tanaman Sawi
1. Penyiraman
Perawatan yang paling umum dilakukan saat berkebun adalah penyiraman yang disesuaikan dengan musim. Sawi tidak membutuhkan air ketika musim hujan, tapi membutuhkan penyiraman rutin dengan jumlah air banyak pada pagi dan sore hari saat musim kemarau.
2. Penjarangan
Perawatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penjarangan untuk mencegah terjadinya hambatan pada pertumbuhan sawi. Caranya, cukup cabut tanaman yang tumbuh rapat atau yang berhimpitan agar tidak berebut unsur hara dalam tanah.
3. Penyulaman
Bukan hanya cara menanam bibit sawi yang penting dipahami, tapi Sahabat juga harus tahu cara merawat tanaman sawi. Jika tanaman sawi yang Sahabat tanam terkena penyakit atau hama dan terlanjur mati, maka bisa diganti dengan tanaman baru melalui metode ini.
4. Penyiangan
Berikutnya, Sahabat perlu melakukan penyiangan sebanyak 2-4 kali selama masa tanam, tergantung pada jumlah gulma yang menyerang. Penyiangan bertujuan untuk mencegah terjadinya tanaman mati atau layu.
5. Pemupukan
Terakhir, perawatan yang tidak kalah penting adalah melakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman sawi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Sahabat bisa memberikan pupuk ketika tanaman sudah berusia 3 minggu.
Jika pupuk yang digunakan berjenis Urea, maka Sahabat bisa memberikan sebanyak 20 kg/ha hingga masa panen dengan dosisi sekali seminggu. Berbeda lagi jika Sahabat menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang yang harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemberian pupuk berfungsi untuk melengkapi unsur hara di dalam tanah dan membuatnya menjadi lebih subur sehingga tanaman sawi dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kesimpulan
Menanam sawi di polybag atau pot tidaklah sulit jadi bisa dilakukan oleh siapa saja, meskipun bagi seorang pemula sekalipun. Sahabat bisa mengikuti setiap langkah yang sudah diberikan dengan cermat dan bisa disesuaikan sendiri dengan kondisi lahan atau bibit sawi.
Setelah melakukan penanaman, pastikan Sahabat juga melakukan perawatan terhadap tanaman sawi agar hasil yang dipanen memiliki kualitas terbaik. Cara menanam bibit sawi bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang di rumah.