Cabe atau cabai adalah komoditas yang demand-nya tergolong tinggi di Indonesia, mengingat masyarakat Indonesia kebanyakan menyukai makanan pedas. Oleh karena sistem hidroponik fertigasi cabe sering dipilih dalam budidaya cabe karena sangat cocok untuk skala besar.

Tanaman cabai sendiri merupakan tanaman yang kuat dan mudah ditanam. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik sepanjang tahun pada iklim tropis seperti di Indonesia ini. Oleh karenanya banyak petani memilih untuk menanam cabai di lahan mereka.

Jika Anda ingin belajar bagaimana cara budidaya cabai, maka sistem hidroponik fertigasi bisa menjadi awal yang bagus. Karena selain mudah, cara ini bisa langsung diaplikasikan untuk skala menengah hingga besar.

Untuk cara selengkapnya, langsung saja simak pembahasannya di bawah ini.

Tahap Budidaya dengan Cara Hidroponik Fertigasi Cabe

1. Tahap Persiapan Bibit dan Lahan

Tahap Persiapan Bibit dan Lahan

Di tahap awal, Anda harus menyiapkan bibit dan lahan terlebih dahulu. Pada tahap awal ini, secara garis besar ada dua hal yang harus Anda lakukan, yang pertama adalah menyiapkan bibit, yaitu :

Tentukan jenis cabai apa yang ingin ditanam. Ada beberapa jenis cabe yang bisa ditanam dengan mudah, seperti cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit. Ketiganya bisa Anda dapatkan bibtnya dengan mudah di toko pertanian maupun e-commerce.

Selanjutnya lakukan penyemaian dengan media semai cocopeat dan arang sekam (Anda juga bisa menggunakan cocopeat saja). Letakkan 1-2 benih untuk satu lubang dan rawat dengan baik hingga 25-30 hari (siap tanam).

Selanjutnya adalah persiapan lahan. Pada tahap persiapan lahan ini, Anda harus berhati-hati dan memperhitungkan banyak hal. Salah satunya adalah luas lahan dan kondisi ketika hujan. Sesuaikan luas lahan dengan jumlah bibit yang akan ditanam.

Selain itu jika lahan yang Anda gunakan mudah tergenang air, maka pastikan Anda membuatnya lebih tinggi dari permukaan di sekitarnya. Cabai tidak bisa tumbuh dengan baik jika tergenang air dalam waktu yang lama.

Lalu untuk peralatan sistem hidroponik fertigasi cabe antara lain : stik fertigasi, neple, timer, selang fertigasi, pipa, tandon nutrisi, dan pompa. Jangan lupa juga menyiapkan media tanam yang sama seperti yang digunakan ketika pembibitan.

2. Cara Penanaman Bibit Cabe

Cara Penanaman Bibit Cabe

Penanaman bibit cabai dilakukan ketika sudah berusia 25-30 hari. Siapkan lubang di media tanam dengan diameter yang sama seperti media semai. Setelah itu pindahkan bibit ke media tanam secara hati-hati, usahakan agar tidak merusak media tanam tersebut.

Padatkan media tanam secara perlahan agar tanaman tidak roboh. Berikan nutrisi dengan ppm kecil. Disarankan untuk melakukan penanaman di sore hari setelah matahari tidak terlalu terik.

Jangan khawatir ketika tanaman terlihat layu dalam 2-3 hari. Setelahnya, mereka akan beradaptasi dan siap tumbuh menjadi tanaman cabai dewasa.

3. Pemberian Nutrisi

Pemberian Nutrisi

Agar tanaman cabai dapat tumbuh dengan optimal pada sistem hidroponik fertigasi cabe ini, Anda harus memastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi. Salah satu nutrisi terbaik untuk cabai adalah nutrisi ab mix yang banya k dijual di pasaran.

Nutrisi jenis ini memiliki banyak jenis, Anda bisa memilih nutrisi ab mix yang memang spesifik untuk tanaman cabai, nutrisi ini akan memberikan hasil paling maksimal untuk tanaman cabai Anda.

Untuk pemberian nutrisi di sistem ini, Anda bisa mengatur pompa untuk memberikan nutrisi pada tanaman sebanyak 6 kali sehari. Berikan nutrisi pada pagi hingga sore hari (hindari memberikan nutrisi pada malam hari).

Satu hari seminggu, berikan air murni tanpa nutrisi pada tanaman cabai.

4. Proses Pemeliharaan

Proses Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman cabai pada sistem ini tidak berbeda jauh dari tanaman lain. Anda harus menyiangi lahan agar tanaman terhindari dari gulma yang mengganggu, memangkas tunas, dan memberikan nutrisi secara rutin.

Tancapkan ajir di tanah, tidak di polybag untuk menghindari rusaknya tanaman. Atau jika tidak memakai ajir, Anda bisa menggunakan tali dan jarring untuk menopang tanaman.

Baca Juga: 7 Tahapan Cara Menanam Cabe yang Benar Agar Tumbuh Subur

5. Hama dan Penyakit yang Perlu Diperhatikan

Hama dan Penyakit yang Perlu Diperhatikan

Beberapa penyakit yang sering menyerang tanamann cabai antara lain : batang busuk, bercak daun, mati pucuk, akar busuk, penyakit bulai, buah busuk, antraknosa, layu, dan lain-lain.

Sedangkan hama yang sering menyerang antara lain : tungau, ulat, lalat buah, kutu daun, dan thrips.

6. Panen Cabai

Panen Cabai

Umumnya cabai bisa dipanen pada usia 90 hari. Di usia ini normalnya cabai sudah berwarna merah yang menandakan cabai sudah siap panen. Kalau Anda ingin memanen cabai hijau besar, maka Anda bisa memanennya lebih cepat sebelum buahnya memerah.

Kesimpulan

Untuk mendapatkan hasil panen terbaik, pastikan Anda melakukan setiap langkah di atas dengan benar dan konsistem dalam merawat tanaman cabai. Karena sama seperti tanaman lain, cabai pun membutuhkan perawatan yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Teruslah belajar dan melakukan trial and error pada sistem hidroponik fertigasi cabe ini. Karena dengan melakukannya terus menerus Anda akan mempelajari banyak hal hingga mendapatkan hasil yang terbaik.

Baca Juga: Cara Budidaya Tanaman Cabe Merah Agar Panen Melimpah

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses User Verification plugin to reduce spam. See how your comment data is processed.