Dalam menanam tumbuhan, ada banyak faktor penting agar berkembang dengan subur. Salah satunya adalah menentukan jenis media tanam. Media tanam adalah sarana dimana tumbuhan tersebut tumbuh.

Jika media tanamnya salah maka tumbuhan yang ditanam juga akan rusak dan gagal. Oleh sebab itu, penting memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan dari tanaman tersebut.

Fungsi media tanam juga sangat banyak diantaranya untuk membuat tanaman menjadi tegak, untuk menyuplai kebutuhan nutrisi, suplai air oleh akar, dsb. Media tanam yang sesuai akan membuat perkembangan tumbuhan menjadi baik dan sehat.

Media tanam yang baik akan menyediakan tempat agar media tersebut dapat menjaga kelembaban tanah, mendukung ketersediaan unsur hara, dan memberikan ruang atau udara  untuk tumbuhan yang ada di atasnya. Lalu, seperti apa saja jenis media yang ada saat ini? Mari kita simak bersama.  

Jenis Media Tanam yang Harus Diketahui

Media tanam secara garis besar dibagi menjadi 3 jenis yaitu media tanam organik, media tanam anorganik, dan air. Untuk media tanam organik punya kandungan unsur hara yang tinggi sehingga cocok untuk ditanami oleh tumbuhan yang membutuhkan nutrisi tinggi.

Sedangkan media tanam anorganik adalah media yang terbuat dari proses pelapukan batuan induk yang terpecah.

Berikut ini adalah beberapa jenis dari media tanam yang populer digunakan di Indonesia.

1. Media Tanam Arang

Media Tanam Arang

Jenis media tanam ini berasal dari organik. Alasannya karena media ini terbentuk dari kayu atau batok kelapa yang dibakar. Dari proses ini akan menghasilkan sebuah media tanam yang cocok untuk anggrek.

Pernahkah Anda melihat tanaman anggrek yang ada dipasang di dinding? Jika dilihat secara seksama, tanaman ini ada di atas media tanam arang yang dicirikan dengan warnanya yang gelap dan berserabut.

Jenis media tanam ini juga cocok dipakai bagi tumbuhan yang membutuhkan kelembaban tinggi untuk perkembangannya. Media arang punya beberapa keunggulan dibandingkan media tanam lainnya.

Media tanam ini tidak mudah mengalami pelapukan. Hal ini membuatnya jarang ditumbuhi oleh jamur. Namun, media tanam arang tidak mampu untuk menyerap air yang terlalu banyak karena sifatnya yang seperti media penyanga.

2. Media Tanam Pupuk Kandang

Media Tanam Pupuk Kandang

Jenis media tanam berikutnya yaitu pupuk kandang yang masih tergolong dalam media tanam organik. Jenis ini terbuat dari kotoran hewan. Banyak orang yang sudah tidak asing lagi dengan media yang satu ini karena memang banyak manfaatnya untuk tanaman.

Dengan menggunakannya akan membuat tumbuhan menjadi lebih tumbuh karena kondisinya yang subur. Ciri dari media pupuk ini berwarna kehitaman  karena dari kotoran. Warnanya yang hitam menunjukkan kalau jenis pupuk ini sudah steril dan tidak ada lagi bakteri cendawan yang mengancam tumbuhan.

Pupuk kandang ini punya berbagai unsur nutrisi yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Beberapa kandungan yang ada di dalam pupuk yaitu fosfor, kalium, dan natrium. Unsur ini yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga media tanam tersebut menjadi salah satu pilihan yang tepat.

3. Media Tanam Sekam Padi

Media Tanam Sekam Padi

Sekam padi adalah hasil yang didapatkan dari proses penggilingan padi. Ternyata, sekam padi bisa dimanfaatkan untuk media tanam. Penggunaan sekam padi ini bisa berupa sekam padi mentahan atau sekam padi yang sudah mengalami proses pembakaran.

Keduanya bisa digunakan karena sama-sama punya porositas yang baik. Namun, ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk sekam padi yang dibakar punya kelebihan dari tidak adanya bakteri patogen tanaman yang menempel.

Alasannya karena bakteri tersebut sudah musnah dalam proses pembakaran. Meskipun begitu, ada kelemahan dari penggunaan sekam padi yang dibakar, yaitu lebih mudah mengalami proses pelapukan.

Sebaliknya, sekam padi mentahannya punya kelebihan tidak mudah lapuk. Namun, unsur hara dari media tanam tersebut masih sedikit, itulah yang menjadi kekurangannya.

4. Media Tanam Cocopeat

Media Tanam Cocopeat

Cocopeat adalah jenis media tanam yang dibuat dari sisa-sisa serabut kelapa. Jadi, bisa dikatakan kalau media tanam ini mirip dengan arang sekam. Namun, bedanya Cocopeat memiliki tingkat penyerapan air yang lebih tinggi.

Jadi, jenis ini akan cocok untuk diberikan kepada tanaman di daerah kering atau punya curah hujan yang rendah.

5. Media Tanam Rockwool

Media Tanam Rockwool

Rockwool adalah alternatif media tanam yang banyak digunakan karena ramah lingkungan dan dapat digunakan oleh berbagai jenis tanaman.

Rockwool termasuk dalam media tanam anorganik karena terbentuk dari berbagai jenis batuan seperti batu kapur, batu basalt, atau batu bara yang mengalami pemanasan tinggi sampai 1.600 derajat.

Kombinasi batu tersebut akan hancur dan meleleh sehingga terbentuk seperti serat. Kelebihan penggunaan media tanam ini adalah memiliki pH yang tinggi.

Jadi, dapat membantu tanaman untuk berkembang lebih subur.

Baca Juga: Media Tanam Rockwool Itu Apa? Ini Keunggulan dan Harganya

6. Media Tanam Gabus (Sterofoam)

Media Tanam Gabus (Sterofoam)

Saat ini, gabus juga bisa digunakan untuk media tanaman yang baik. Jenis ini termasuk media tanam anorganik karena dibuat dari kopolimer styrene. Untuk membuatnya, bisa dihancurkan terlebih dahulu.

Namun, kelemahan dari penggunaan gabus untuk media tanam sering dijadikan habitat untuk semut sehingga dapat mengganggu tanaman tumbuh.

7. Media Tanam Hidroponik

Media Tanam Hidroponik

Jenis media terakhir yaitu media hidroponik. Jenis ini memanfaatkan air untuk perkembangan tanaman. Menariknya, media tanam hidroponik tidak perlu tanah sehingga dapat menghemat area atau penggunaan lahan yang efisien dan lebih efektif.

Penerapan hidroponik ini banyak digunakan untuk media tanam sayuran seperti pakcoy, selada, sawi, kangkung, dsb. Di era semakin menipisnya lahan, membuat media tanam hidroponik mulai digalakkan untuk menjaga ekosistem lingkungan.

Kesimpulan

Jenis media tanam terdiri dari berbagai bentuk yang disesuaikan dengan jenis tanamannya. Media tanam yang bagus untuk jenis tanaman satu belum tentu bagus diterapkan untuk tanaman lainnya sehingga penting memahami keunggulan dan kelemahannya.

Bagikan: