Timun merupakan jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia, bahkan menjadi andalan dalam beberapa masakan tradisional. Tentunya kelezatan dan nutrisi yang terkandung di dalamnya, tak lepas dari cara perawatan yang tepat, termasuk metode pemupukan timun sistem kocor.
Dimana metode satu ini sedang menjadi perbincangan, karena dinilai lebih efektif dalam menghasilkan kualitas panen timun yang optimal.
Sebenarnya pemupukan dengan sistem kocor itu apa sih? Dan apakah dengan menerapkan metode ini bisa memberikan hasil panen yang melimpah bagi petani?
Untuk menjawab rasa penasaran Anda, berikut ini kami berikan penjelasan lebih lengkapnya.
Apa Itu Metode Pemupukan Timun Sistem Kocor?
Pemupukan dengan sistem kocor merupakan suatu metode pemberian pupuk pada tanaman, yang dilakukan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air terlebih dahulu, baru kemudian menyiramkannya ke bagian akar tanaman.
Dimana metode ini kini banyak dipakai oleh para petani timun, sebab mereka tidak perlu melakukan penyiraman lagi, karena saat pupuk dikocorkan, sudah sekaligus memberikan pengairan pada tanaman.
Meskipun begitu, Anda perlu memperhatikan dosis yang ideal pada pupuk sebelum melarutkannya ke dalam air. Sebab, jika dosis terlalu sedikit dan air terlalu banyak, maka unsur hara yang dibutuhkan akan berkurang.
Sebaliknya, apabila dosis terlalu tinggi dan air terlalu sedikit, bisa menjadikan larutan pekat dan tentunya akan sulit diserap oleh akar tanaman. Bahkan hal ini bisa membuat tanaman terbakar karena kelebihan pemakaian pupuk, terlebih lagi jika menggunakan pupuk kimia.
Maka dari itu, mengetahui dosis yang tepat sangat penting dilakukan, supaya mudah diserap oleh akar tanaman serta membantu proses pertumbuhan secara optimal.
Keuntungan Menerapkan Pemupukan Sistem Kocor
Dengan menerapkan sistem kocor dalam hal pemberian pupuk pada tanaman timun, tentu memberikan sejumlah keuntungan dibandingkan dengan cara pemupukan konvensional. Keuntungan tersebut meliputi:
1. Lebih Hemat Pupuk
Dalam sistem kocor, pemupukan tidak bisa disebar seperti cara konvensional. Sebab dibutuhkan takaran dosis yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan air. Sehingga cenderung lebih hemat dalam pemakaiannya.
2. Nutrisi Terserap Merata
Selain itu, pemberian pupuk yang dilakukan dengan cara pengocoran, lebih mudah terserap oleh akar tanaman, sehingga unsur hara yang dibutuhkan pun bisa terpenuhi dan pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
3. Lebih Efektif
Tak hanya itu saja, pemberian pupuk dengan sistem kocor juga sangat efektif, karena hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk larutan bisa terserap ke dalam akar.
Berbeda dengan cara ditebar yang membutuhkan waktu lama bagi pupuk untuk terserap oleh tanaman serta menyatu dan larut ke dalam tanah.
Jenis Pupuk dan Dosis Pupuk Kocor untuk Timun
Dalam menerapkan metode pemupukan timun sistem kocor, tentu ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, yakni terkait dengan pemilihan pupuk dan takaran dosis untuk tanaman.
Hal ini penting untuk dipertimbangkan, supaya proses pertumbuhan timun menjadi lebih optimal dan kualitas hasil panennya juga lebih maksimal.
Maka dari itu, berikut ini kami paparkan berbagai jenis pupuk beserta dosis untuk pemupukan timun:
1. Pupuk Organik
● Pupuk Kandang atau Kompos
Pupuk kandang atau kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berasal dari kotoran kambing, kotoran sapi, kerbau, hingga kotoran ternak ayam yang telah dikeringkan.
Dimana cara penggunaanya, Anda cukup memasukkan pupuk kompos ke dalam lubang tanam tinum sebelum proses penanaman timun.
Untuk takarannya sendiri, setiap lubang diberikan 0,5 sampai 1 kg pupuk kompos sesuai dengan ukuran lubang maupun benih. Kemudian diamkan selama 5-7 hari sebelum bibit timun ditanam.
Pupuk organik satu ini, tentu memberikan manfaat yang baik untuk pertumbuhan timun, karena bisa merangsang pembesaran sel-sel yang terdapat di dalam tanaman serta memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi tanaman.
● Pupuk Organik Cair (POC)
Selain pupuk kompos, terdapat juga Pupuk Organik Cair (POC) yang berasal dari campuran kotoran sapi, air, dan substrat tanaman, seperti jerami dan gedebog pisang yang difermentasikan selama beberapa hari.
Cara penggunaannya pun cukup mudah, karena Anda hanya perlu memasukkan larutan POC ke dalam wadah splayer, lalu menyemprotkan pada bagian batang atau daun tanaman.
Untuk kebutuhan tanaman timun, biasanya membutuhkan larutan POC sebanyak tiga liter untuk ukuran lahan 1×1 meter. Anda bisa menyemprotkannya secara rutin setiap sore hari.
Selain mudah digunakan, rupanya pupuk organik cair juga mampu memberikan nutrisi yang baik untuk tanaman hingga melebatkan pertumbuhan buah timun.
2. Pupuk Kimia
● Pupuk UREA
Selain menggunakan pupuk organik, kini Anda bisa menggunakan pupuk kimia UREA yang bisa digunakan saat perkembangan tanaman sekitar 15-20 hst. Takaran penggunaan pupuk UREA untuk tanaman timun yakni 75 kg/ha.
Sebab pada fase ini, tanaman membutuhkan lebih banyak asupan nitrogen untuk pembentukan zat hijau yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
● Pupuk NPK
NPK juga bisa menjadi alternatif dalam menerapkan metode pemupukan timun sistem kocor. Dimana Anda bisa melakukan pemupukan timun dengan NPK sekitar satu sampai dua minggu sekali.
Kemudian untuk takaran dosisnya sendiri menyesuaikan dengan masa pertumbuhan, yakni untuk yang masih anakan, disarankan untuk melarutkan lima sendok makan NPK untuk setiap 20 liter air atau setengah sendok makan per dua liter air.
Sedangkan untuk tanaman yang telah tumbuh dewasa, perlu menaikkan dosis menjadi 10 sendok makan NPK ke dalam 20 liter air.
Perlu diingat bahwa dalam pemberian pupuk kimia tidak boleh terlalu banyak serta tetap harus diselingi dengan penggunaan pupuk organik lainnya, supaya tanaman timun yang dihasilkan lebih menyehatkan.
Baca Juga: 2 Cara Memberi Pupuk NPK Pada Tanaman Cabe
Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan hasil panen timun, pemupukan dengan sistem kocor merupakan alternatif yang bisa dicoba. Sebab dengan metode ini bisa meningkatkan hasil panen tanaman timun menjadi lebih banyak.
Selain itu, metode ini dinilai lebih efektif dalam hal waktu, lebih efisien karena cukup menekan biaya, serta lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional.
Dalam penerapannya, jenis pupuk yang dipilih serta takaran dosis juga perlu diperhatikan supaya nutrisi dan unsur hara yang dibutuhkan bisa terpenuhi dengan baik dan pertumbuhan tanaman pun bisa lebih optimal.
Sehingga pemupukan timun sistem kocor bisa menjadi metode yang patut dipertimbangkan bagi para petani dalam budidaya tanaman timun baik dalam skala kecil maupun yang lebih besar lagi.