Pernah dengar soal pupuk dari kotoran burung? Selama ini kotoran hewan yang biasa dijadikan pupuk organik kebanyakan adalah kotoran sapi, kotoran kambing, kotoran kelinci dan kotoran ayam. Selain kotoran hewan-hewan tersebut, kotoran burung ternyata juga bisa dijadikan pupuk.

Lalu pertanyaannya adalah apakah kotoran burung baik untuk tanaman? Jawabannya adalah iya. Sama seperti kotoran hewan yang lainnya, sebelum digunakan kotoran burung inipun perlu dibuat kompos terlebih dahulu.

Termasuk ketika Anda menjadikan sekam atau serbuk gergaji sebagai alas burung peliharaan, ini juga bisa dijadikan bahan tambahan pupuk. Kotoran burung banyak mengandung unsur Nitrogen sehingga perlu ditambah dengan bahan organik lainnya.

Perbandingan yang bisa digunakan ialah 1:4 atau 1:5. Satu bagian untuk kotoran burung, dan empat atau lima bagian untuk bahan organik lainnya. Lebih lanjut mengenai pupuk dari kotoran burung ini sebagai berikut:

Sebutan untuk Pupuk dari Kotoran Burung

Sebutan untuk Pupuk dari Kotoran Burung

Perlu diketahui bahwa pupuk yang berasal dari kotoran burung adalah pupuk organik. Hal ini dikarenakan pupuk tersebut dibuat dari materi makhluk hidup dan tentunya pupuk yang satu ini juga memiliki manfaat besar untuk tanah dan tanaman.

Pupuk dari kotoran burung disebut dengan guano. Kata guano diketahui berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Wani yang maknanya kotoran, bisa feses atau urine dari anjing laut, kelelawar dan anjing laut. Tetapu untuk guano yang berupa pupuk kebanyakan berasal dari kelelawar dan burung laut.

Akan tetapi, untuk saat ini juga banyak beredar guano yang dibuat dari kotoran burung walet. Pupuk jenis ini biasa digunakan saat tanaman berada dalam masa pembentukan buah atau menjelang masa panen. Hal ini dikarenakan pupuk guano sendiri yang disinyalir bisa meningkatkan kualitas tanaman.

Proses Pembentukan dan Pengkomposan Pupuk

1. Proses Pembentukan Pupuk Guano

Proses Pembentukan Pupuk Guano

Pupuk guano secara alami dapat terjadi dengan siklus yang diawali oleh burung yang memakan bijia ataupun serangga. Nantinya, hewan ini akan mengeluarkan kotorannya di sekitar sarang. Kotoran tadi akan diuraikan kembali oleh mikroba dan terbentuklah pupuk guano.

Baca Juga: Cara Penggunaan EM4 untuk Pertanian dan Perkebunan

2. Proses Pengkomposan Kotoran Burung

Proses Pengkomposan Kotoran Burung

Seperti yang sudah disebutkan, kotoran burung juga disarankan untuk dikomposkan terlebih dahulu sebelum kemudian dijadikan pupuk dan diaplikasikan pada tanaman. Proses pengkomposan kotoran burung ini tidak jauh berbeda dengan ketika Anda mengkomposkan kotoran hewan yang lainnya.

Kumpulkan kotoran burung yang sudah didapatkan bahkan termasuk ketika Anda menggunakan jerami, daun kering, serbuk gergaji ataupun yang lainnya sebagai alas. Semua bahan ini bisa ditempatkan dalam satu wadah atau tempat yang memang dikhususkan untuk proses pengkomposan.

Selanjutnya, Anda perlu memastikan bahwa campuran kompos tadi harus basah. Jadi, kalau semua bahan tersebut terasa kering, langsung tambahkan sedikit air, Jangan dibiarkan saja karena jika bahan-bahan dalam kondisi kering, biasanya memerlukan waktu yang lebih lama agar pupuk siap digunakan.

Jangan pula terlalu basah agar tidak menimbulkan bau. Selama dalam proses pembuatan kompos kotoran burung tersebut, usahakan untuk menggunakan sarung tangan ya. Kalau perlu kenakan masker juga jika lingkungan berdebu.

3. Cara Membuat Pupuk Dari Kotoran Burung Puyuh

Cara Membuat Pupuk Dari Kotoran Burung Puyuh

Sebagai tambahan informasi, Anda juga bisa membuat pupuk organik dari kotoran burung puyuh. Untuk memanfaatkan kotoran jenis burung satu ini, Anda masih memerlukan glukosa, bubuk Trichoderma dan cairan EM4. Sedangkan untuk langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:

  1. Jemur dan keringkan kotoran burung puyuh
  2. Kalau sudah kering, campurkan kotoran burung puyuh tadi dengan bubuk Trichoderma
  3. Selanjutnya, campurkan glukosa dan cairan EM4 dengan air. Dalam hal ini, gunakan perbandingan 1:1:50, satu bagian untuk glukosa dan cairan EM4 dan 50 bagian lainnya adalah air
  4. Semprotkan campuran glukosa, cairan EM4 dan air tadi ke kotoran burung puyuh. Pastikan semua bagian kotoran burung puyuh tersebut terkena cairan secara merata
  5. Kalau sudah, masukkan bahan pupuk dalam karung dan diamkan selama sekitar 1 minggu sampai dengan 2 minggu. Baru setelah itu pupuk siap untuk digunakan

Manfaat Pupuk Guano

Manfaat Pupuk Guano

Sebagaimana yang sudah disebutkan, pupuk guano mengandung nitrogen. Selain nitrogen, dalam kotoran hewan ini juga terdapat kandungan sulfur, magnesium, kalsium, kalium dan fosfor dalam jumlah yang bervariasi.

Secara umum, pupuk guano ini memiliki manfaat sesuai yang disebutkan di bawah ini.

  • Memperbaiki sekaligus memperkaya struktur tanah dengan material organik yang terkandung di dalamnya
  • Mendukung pertumbuhan tanaman sekaligus sebagai fungisida alami karena di dalam pupuk guano terdapat kandungan mikrobioti flora dan bakteria
  • Akan membantu mengontrol nematoda yang bersifat merugikan di dalam tanah
  • Mempermudah tanaman menyerap unsur-unsur bermanfaat yang ada dalam pupuk karena kotoran burung memiliki kapasitas tukar kation atau KTK yang baik
  • Membantu memperkuat batang serta mengoptimalkan proses fotosintesis dan juga pertumbuhan daun baru

Baca Juga: 7 Jenis Pupuk untuk Tanaman Hias Supaya Tumbuh Subur

Kesimpulan

Sudah jelas ya pupuk dari kotoran burung biasa disebut dengan guano. Kotoran burung ini bisa menjadi alternatif lain untuk Anda yang tidak bisa mendapatkan kotoran hewan lainnya. Pupuk ini bisa diaplikasikan saat menjelang proses pembentukan bunga, buah ataupun sesaat sebelum panen.

Hal ini dikarenakan pupuk guano mampu memberikan hasil dan kualitas panen sesuai dengan yang diinginkan. Kalau Anda ingin mencoba membuat pupuk ini sendiri di rumah, bisa dengan memanfaatkan kotoran burung puyuh maupun jenis burung lainnya.

Jangan lupa, dikomposkan terlebih dahulu ya seperti yang sudah dijelaskan langkah-langkahnya di atas. Selamat mencoba.

Bagikan: