Pupuk hayati adalah jenis pupuk yang digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah atau sering disebut sebagai pembenah tanah. Banyak orang sering salah mengartikan pupuk hayati sebagai pupuk organik. Padahal, kedua pupuk ini berbeda sehingga cara penggunaannya juga tidak sama.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan subur maka tanah tempat tumbuhnya tanaman tersebut harus menyediakan nutrisi hara yang mencukupi. Salah satu cara terbaik untuk memastikan ketersediaan nutrisi hara adalah dengan memberikan pupuk hayati dengan kadar dan waktu yang tepat.

Di dalam pupuk hayati terdapat mikroba yang akan bekerja mengikat berbagai macam senyawa kimia yang penting untuk tanaman. Pemilihan pupuk hayati harus disesuaikan dengan kebutuhan agar pemberian tidak kurang atau berlebihan.

Pengertian Pupuk Hayati Adalah

Pengertian Pupuk Hayati Adalah

Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pupuk hayati. Namun secara umum, pupuk hayati dapat diartikan sebagai kelompok pembenah tanah yang di dalamnya mengandung organisme hidup seperti sel mikroba untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Sehingga bisa dikatakan bahwa karakteristik utama pupuk hayati adalah penyubur tanah yang mengandung sekumpulan organisme hidup baik dua atau lebih jenis organisme. Ini yang membedakan pupuk hayati dengan pupuk organik karena pupuk organik bisa mengandung organisme hidup dan tidak.

Berdasarkan Peraturan Kementerian Pertanian  Nomor 2 tahun 2006, pupuk hayati digolongkan ke dalam pembenah tanah organik. Pembenah tanah sendiri memang ada yang bersifat organik dan non organik. Harga pupuk hayati umumnya lebih mahal dibandingkan harga pupuk organik kebanyakan.

Sementara jika ingin membeli biang atau agen hayati yang bisa diperbanyak sendiri oleh petani maka harganya bisa berkali lipat lebih mahal. Pupuk hayati cair bisa digunakan ke tanah, batang, akar, bunga, daun hingga benih tanaman.

Hanya saja takaran yang diberikan harus disesuaikan dengan peruntukannya. Pupuk hayati sangat disarankan untuk diberikan ke tanah dengan kandungan organik yang banyak agar mikroorganisme di dalamnya bisa berkembang lebih optimal.

Sementara jika pupuk hayati diaplikasikan ke tanah dengan kandungan organik rendah hal tersebut justru bisa menyebabkan mikroorganisme di dalam pupuk mati. Jika ingin diaplikasikan ke tanah dengan kandungan organik rendah, disarankan menambahkan pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

Mengenal 4 Jenis Pupuk Hayati Berdasar Fungsinya

Mengenal 4 Jenis Pupuk Hayati Berdasar Fungsinya

Pupuk hayati dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan fungsinya yakni pupuk penambat nitrogen, pupuk pemacu pertumbuhan dan pengendalian sakit tanaman, pupuk peluruh bahan organik dan peluruh fosfat. Setiap pupuk mengandung mikroba berbeda dengan kemampuan spesifik untuk kesuburan tanah.

1. Pupuk Peluruh Fosfat

Pupuk peluruh fosfat berfungsi untuk meluruhkan senyawa fosfat yang tersimpan di dalam tanah dan batuan mineral sebagai senyawa organik. Sebagai salah satu bentuk pupuk hayati, pupuk peluruh fosfat juga mengandung mikroba yang bekerja meluruhkan senyawa fosfat agar mudah digunakan tanaman.

Mikroba di dalam pupuk hayati bekerja dengan menghasilkan senyawa asam organik. Senyawa ini kemudian mengeluarkan ikatan fosfat untuk diserap tanaman. Penambahan pupuk hayati peluruh fosfat akan memberikan tambahan fosfat sekitar 20 persen ke tanaman.

2. Pupuk Penambat Nitrogen

Salah satu jenis pupuk hayati adalah pupuk penambat nitrogen yang banyak digunakan oleh para petani untuk meningkatkan kandungan nitrogen di dalam tanah. Pupuk hayati satu ini memiliki mikroba dengan kemampuan mengikat zat nitrogen di udara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Ketika senyawa nitrogen diambil dari udara, maka senyawa tersebut akan diolah di tanah secara biologis. Jumlah nitrogen yang diambil umumnya 25 sampai 40 kg nitrogen/ha setiap tahun.

Contoh mikroba pengikat nitrogen pada pupuk hayati adalah Azospirilium dan Rhizobium. Kedua bakteri ini akan bersimbiosis dengan tanaman.

Selain kedua bakteri ini, ada juga bakteri Bacillus megatherium dan Azotobacter chrococcum yang tidak bersimbiosis dengan tanaman. Kebanyakan jenis pupuk hayati penambat nitrogen hari ini adalah jenis non simbiosis karena bisa digunakan untuk berbagai jenis komoditas tanaman.

3. Pupuk Pengendali Penyakit dan Merangsang Pertumbuhan

Pupuk hayati berikutnya berfungsi untuk mencegah timbulnya penyakit pada tanaman sekaligus merangsang pertumbuhan. Sesuai dengan namanya, pupuk mengandung mikroba yang bekerja menghasilkan senyawa pelindung perakaran tanaman sehingga tanaman akan terstimulasi untuk tumbuh lebih subur.

Mikroorganisme di dalam pupuk hayati juga akan merangsang ketahanan tanaman terhadap aneka macam penyakit tanaman.

4. Pupuk Peluruh Senyawa Organik

Pupuk hayati juga ada yang berfungsi untuk meluruhkan senyawa organik kompleks yang ada di dalam tanah. Senyawa organik yang dipecah oleh mikroba akan menjadi senyawa organik lebih sederhana.

Senyawa sederhana akan lebih mudah diserap tanah yang membuat tanah lebih subur dengan agregat stabil. Pupuk hayati juga bisa memperbaiki kondisi fisik tanah.

Baca Juga: 10 Contoh Tanaman Hias Bunga Terpopuler dan Gambarnya

2 Jenis Pupuk Hayati Berdasarkan Kandungan Mikroorganisme

2 Jenis Pupuk Hayati Berdasarkan Kandungan Mikroorganisme

Pupuk hayati juga bisa dibedakan menjadi dua macam berdasarkan mikroorganismenya yakni pupuk mikroorganisme majemuk dan tunggal.

1. Pupuk Hayati Mikroorganisme Tunggal

Pupuk ini hanya terdiri dari satu macam mikroba dengan fungsi spesifik tertentu.

2. Pupuk Hayati Mikroorganisme Majemuk

Pupuk ini mempunyai mikroba hingga lebih dari 3 macam dengan berbagai fungsi.

Parameter Penentu Kualitas Pupuk

Parameter Penentu Kualitas Pupuk

Pupuk hayati memiliki peran sangat penting terhadap kesuburan tanaman. Manfaat pupuk hayati diperoleh berkat kemampuan mikroba yang dapat mengikat nitrogen, merangsang hormon pertumbuhan dan melarutkan fosfat. Hanya saja, kualitas pupuk hayati sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter berikut:

1. Bahan Pembawa Mikroorganisme

Sebagaimana diketahui bahwa pupuk hayati berasal dari tanaman yang melalui serangkaian proses biologi, fisika dan kimia hingga siap digunakan sebagai pupuk penyubur tanah. Salah satu parameter penentu kualitas pupuk hayati yaitu bahan pembawa yang menjadi media pertumbuhan mikroorganisme.

Bahan pembawa menentukan kualitas pupuk karena bisa mempengaruhi kehidupan mikroorganisme di dalamnya mulai dari proses pembuatan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan.

2. Jumlah Mikroorganisme

Populasi mikroorganisme di dalam pupuk adalah parameter penentu kualitas dari pupuk hayati. Pupuk hayati yang berkualitas harus mengandung kadar mikroorganisme yang mencukupi agar tanaman bisa tumbuh dengan subur.

3. Sifat dari Mikroorganisme

Sebagaimana diketahui bahwa pupuk hayati adalah jenis pupuk yang mengandung mikroorganisme yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas tanah dan tanaman. Hanya saja, tidak semua mikroorganisme bisa memberikan dampak positif terhadap perbaikan tanah.

Mikroorganisme yang tidak tepat justru bertindak sebagai parasit perusak tanah dan tanaman. Oleh karena itu sifat dari mikroorganisme menjadi penentu dari kualitas pupuk. Contoh pupuk hayati yang baik mengandung mikroorganisme Rhizobium untuk menangkap senyawa nitrogen di udara.

4. Masa Siklus Hidup Mikroorganisme

Pupuk hayati adalah jenis pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup sehingga memiliki siklus hidup dalam waktu tertentu. Ketika siklus hidup telah lewat maka mikroorganisme akan mati dan tidak lagi berguna untuk tanah dan tanaman.

Beberapa pupuk hayati dikemas dalam bentuk mikroorganisme dorman atau tidur sehingga tidak akan mati ketika pupuk akan digunakan. Jika pupuk hayati menggunakan mikroorganisme dorman, maka sebelum digunakan pupuk harus diaktivasi kembali.

Kesimpulan

Pupuk hayati adalah pembenah tanah yang fungsinya untuk menyuburkan tanah serta meregenerasi kehidupan mikroorganisme di dalam tanah. Penggunaan pupuk hayati sangat penting agar kondisi tanah bisa membaik dan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh di atasnya.

Bagikan: