Bagi yang suka bertanam pasti pernah mendengar atau bahkan menggunakan pupuk slow release. Pupuk ini berasal dari kata slow yang memiliki arti lambat, dan release yang memiliki arti melepas. Jadi, pengertian pupuk ini yaitu pupuk yang pelepasan unsur haranya dilakukan secara lambat.

Pelepasan unsur hara dilakukan dengan perlahan, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Bisa dikatakan bahwa pupuk ini melakukan pelepasan hara yang terkendali. Ada beberapa contoh pupuk jenis ini, yaitu NPK Dekaform 20 10 5 serta NPK Dekastar 6 13 25.

Tidak semua tanaman cocok menggunakan pupuk ini, karena beberapa tanaman memerlukan unsur hara yang tersedia dengan cepat dalam menunjang proses pertumbuhannya. Hal tersebut lantaran masa panennya cepat dan masa hidupnya yang singkat, misalnya tanaman cabe, bayam, dan tomat.

Manfaat Pupuk Slow Release

Manfaat Pupuk Slow Release

Ada berbagai manfaat dari penggunaan pupuk ini, diantaranya yaitu:

  • Mampu meningkatkan produksi tanaman.
  • Bisa menghemat waktu, dikarenakan pengaplikasian pupuk ini dalam sekali mampu bertahan selama 18 hingga 20 bulan, sehingga jangka pemupukan lebih lama dan menghemat waktu.
  • Menyangga kebutuhan unsur hara pada tanaman, karena kita tidak bisa mengetahui secara pasti kapan tanaman memerlukan unsur hara. Dengan pemberiian pupuk ini, maka pemenuhan kebutuhan unsur hara dapat terpenuhi.

Baca Juga: Cara Menanam Tanaman di Pot Biasa & Gantung, Jamin Subur!

Pemakaian Pupuk Slow Release

Pemakaian Pupuk Slow Release

Penggunaan pupuk ini cocok diaplikasikan untuk tanaman perkebunan atau tahunan, misalnya kakao dan kelapa sawit. Selain itu, pupuk ini juga cocok untuk tanaman hias, misalnya anggrek, lidah mertua, dan aglonema. Hal ini dikarenakan usia hidup tanaman cukup lama.

Adapun contoh pupuk jenis ini yang populer adalah Osmocote 14-14-14. Untuk penggunaan pupuk jenis ini yaitu sekitar 180 – 720 hari sekali, sehingga sangat menghemat waktu dan pupuk. Hal itu karena pemberian pupuk tidak dilakukan berlang kali.

Namun, pupuk ini hanya diperuntukkan bagi tanaman tahunan, bukan tanaman musiman dan dipakai untuk tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain itu, harga pupuk ini lebih mahal jika dibandingkan dengan pupuk fast release.

Bentuk pupuk ini pada umumnya yaitu kapsul atau tablet. Dengan bentuk yang seperti ini, maka pengaplikasian pupuk dilakukan dengan cara dibenamkan di sekitar tanaman.

Langkahnya pun cukup mudah. Pertama-tama, gali tanah hingga mencapai kedalaman antara 5 – 10 cm dan pastikan jarak dari pangkal tanaman sekitar 10 – 20 cm. setelah itu, masukkan pupuk dan tutup kembali.

Contoh Pupuk Slow Release

Contoh Pupuk Slow Release

Ada beberapa contoh pupuk jenis ini yang sering digunakan banyak orang, terutama petani perkebunan ataupun pecinta tanaman hias.

1. Osmocotte 14-14-14

Pupuk ini berbentuk butiran kecil dan digunakan dalam membantu menghasilkan tanaman yang memiliki ukuran lebih besar. Pupuk ini cocok dipakai untuk tanaman hias, misalnya kaktus, anthurium, anggrek, adenium, dan aglonema.

Pemakaiannya cukup dilakukan 3 minimal bulan sekali. Untuk penggunaan dosisnya, pada pot berukuran 15 – 20 cm, cukup berikan pupuk osmocotte sebanyak 0,5 – 1 sendok teh. Pada pot berukuran 25 – 30 cm, cukup berikan osmocotte sebanyak 1 – 2 sendok teh.

Adapun kandungan yang dimiliki pupuk osmocotte 14-14-14 diantaranya yaitu nitrogen sebesar 14% (terdiri dari nitrat 5,4% dan amonia 8,6%), fosfor sebesar 14%, serta kalium sebesar 14%.

2. Pupuk SP36

Pupuk ini dibuat dari sulfat dan fosfat alam yang bentuknya berupa butiran berwarna abu-abu. Kandungan dalam pupuk SP36 yaitu berupa fosfor dalam bentuk P2O5 sebesar 36%. Sifatnya tidak mudah larut dalam air dan memiliki reaksi pelepasan unsur hara yang lambat.

Kandungan unsur hara fosfor sangat bermanfaat dalam merangsang pertumbuhan tanaman, seperti mengangkut hasil metabolisme yang terjadi dalam tanaman, merangsang pertumbuhan akar, bunga, biji, dan buah, serta memperbesar jaringan dalam sel.

Untuk penggunaan pupuk SP36 dilakukan di awal tanam yang dijadikan sebagai pupuk dasar. Pengaplikasiannya sebagai pupuk dasar dilakukan dengan mencampurkannya dalam media tanam. Selain itu, pupuk SP36 juga bisa digunakan ketika awal atau akhir musim penghujan.

Perbedaan Pupuk Slow Release dan Fast Release

Perbedaan Pupuk Slow Release dan Fast Release

Perbedaan antara kedua pupuk ini yaitu sebagai berikut:

  • Dilihat dari penyerapan unsur haranya, pupuk fast release lebih cepat melepas unsur hara dan langsung terserap oleh media tanam. Sedangkan pada slow release, lebih lambat melepas unsur hara yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
  • Dilihat dari segi harga, pupuk fast release lebih murah jika dibandingkan dengan slow release.
  • Dilihat dari cara penggunaannya, pupuk fast release diperuntukkan bagi tanaman musiman, sedangkan slow release lebih diperuntukkan untuk tanaman tahunan yang memiliki usia lebih panjang.
  • Dilihat dari jangka waktu pemakaiannya, pupuk fast release memerlukan pengulangan pemupukan selama 14 – 30 hari sekali. Sedangkan slow release mulai 3 – 6 bulan sekali.

Baca Juga: 10 Contoh Tanaman Hias Bunga Terpopuler dan Gambarnya

Kesimpulan

Pupuk slow release berfungsi dalam memberikan nutrisi pada tanaman secara perlahan. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk ini akan dilepaskan menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penggunaannya tidak bisa untuk semua jenis tanaman, hanya diperuntukkan bagi tanaman tahunan.

Bagikan: